my picture

my picture
yes asli buatan anak negri

Rabu, 07 Maret 2012

Macet dan Lengang, Sikat Busway

 

Macet dan Lengang, Sikat Busway

7 Maret 2012

KOLEGA saya pernah berujar, masuk busway karena jalur arteri macet. Lalu lintas jalan padat, cari alternatif, kebetulan adanya busway. Jadilah jalur Transjakarta sebagai ajang bancakan.
Dia berkukuh, mubazir mendiamkan busway lengang, padahal arteri stagnan. “Masa sih tidak dicari solusi untuk stagnasi di arteri itu?” Seloroh kolega saya suatu ketika.
Masih ingat kasus Menteri Sosial yang didenda Rp 500 ribu lantaran melintas di busway? Petugas menindak sang menteri setelah kasus itu meruyak di media sosial.
Walau, ada juga wakil menteri yang mengaku terpaksa melintas di busway karena tergesa-gesa mau rapat di Istana. “Kalau ditilang polisi, bilang saya wakil menteri,” katanya dengan mimik wajah jenaka. Lucu aja, demi jabatan melanggar aturan.
Jakarta bertambah semrawut. Kehadiran Transjakarta sejak 2004 tak serta merta mengurai stagnasi lalu lintas jalan. Migrasi penggunaan kendaraan pribadi ke bus Transjakarta tidak besar-besaran. Maklum, jumlah armada Transjakarta tidak lebih dari 600 bus. Di sisi lain, calon penumpang jumlahnya berlipat-lipat dari kemampuan daya angkut.
Perampasan busway oleh kendaraan pribadi bak balas dendam atas ‘perampasan’ jalur arteri untuk busway. Jika logika itu dibenarkan, mirip film-film action, dendam dibayar dendam. Tidak berujung.
Selaku orang awam, saya melihat kemacetan lalu lintas jalan sulit dibendung. Kota-kota besar di belahan bumi pasti kesandung soal kemacetan. Bedanya, ada yang memiliki angka kecelakaan lalu lintas yang tinggi, ada yang rendah. Jakarta punya keduanya. Macet juga, kecelakaan tinggi juga. Setiap hari ada belasan kasus kecelakaan. Ada tiga orang tewas per hari akibat kecelakaan.
Solusi atasi kemacetan sudah ada di kantong pemerintah provinsi DKI Jakarta. Butuh implementasi yang serius. Bukan asal ngomong. Wujudkan segera rencana membangun subway atau monorail. Moda transportasi massal umum yang aman, nyaman, tepat waktu, dan selamat mesti direalisasikan segera. Kan resepnya sudah ada di laci gubernur. (edo rusyanto)

0 komentar: